Lidah orang berakal di belakang hatinya, dan hati orang bodoh di belakang lidahnya. ketahuilah lidah laksana seekor binatang buas. jika kalian lepaskan pasti dia akan membunuh.


mawlawiyah

Kamis, 11 Agustus 2011

My Chemical Roman


novel


Musim panas itu tak terlupakan,,, Tifany pertama kali bertemu Milky, di musim panas yang menyilaukan, disaat pertandingan sepakbola antar sekolah. Itulah yang ada di lamunan Tifany saat ini, cewek cantik berseragam SMU yang sedang duduk termenung sendirian ditaman sekolah mengenang saat-saat dia bisa bertemu orang yang sangat di kaguminya, Milky. Tiba-tiba Icha, teman Tifany duduk disampingnya dan membuyarkan lamunannya.
“Hei Tif,  pergi karaoke yuk!” ajak Icha
“mmm... bagaimana ya...” jawab Tifany
“ikut saja,, cowok-cowok kelas B juga pergi lho, Milky anggota klub sepak bola yang keren abiz itu  juga akan datang.” Jelas Icha.
“Milky?”
“iya, Milky, bintang lapangan tengah yang menjadi andalan klub sepakbola, katanya banyak juga yang diajak.” Terang Icha.
Sebenarnya sich Tifany tidak terlalu suka dengan acara gituan, tidak bermanfaat baginya dan menghabiskan waktu saja, namun berhubung Milky juga ikut, yah apa salahnya menerima ajakan Icha.
“Tolong ya! Supaya banyak orangnya.” Rayu Icha.
“Belikan Cola ya!!” jawab Tifany.
“Okey...Okey!!!” kata Icha sambil mengerdipkan matanya kearah Tifany yang akan pergi meninggalkannya.
 ***
Sepulang dari sekolah, Tifany langsung menuju tempat karaoke yang tidak jauh dari sekolahnya, di tempat itu juga sudah ada Icha dengan teman-temannya. Tifany pun segera masuk kedalam ruangan karaoke yang lumayan besar ruangannya. Dia memandang kearah teman-temannya, ada Icha, Diva, Ruben, Farel, dan David. Milky mana? Gumam Tifany dalam hati. Sementara Ruben sedang asyik menyanyikan lagu favoritnya dan yang lain tampak sedang menikmati camilan. Tifany kemudian melangkahkan kakinya keluar ruangan mengambil Cola yang dijanjikan Icha untuknya didalam Lemari pendingin yang berada tepat disamping pintu luar ruangan karaoke itu. Setelah mengambil Tifany langsung meminumnya karena dia merasa kehausan.
“Hmmm, seger banget!” kata Tifany.
Disaat sedang asyik menikmati minuman kesukaannya, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya. Tifany langsung menoleh kebelakang dan ternyata....
“Milky?” Tanya Tifany agak terkejut.
“Kamu... Tifany anak kelas A kan?”
“iya....”
“Sebaiknya cepat pulang!” Kata Milky agak membentak.
“Kenapa??” tanya Tifany bingung.
“Milky! Selanjutnya giliranmu, cepat masuk!” Kata David menyuruh Milky untuk segera masuk ke ruang karaoke dan menyanyikan lagu gilirannya.
“Aku sudah mau pulang, Batalkan saja.” Jawab Milky seenaknya dan langsung menyeret tangan Tifany untuk segera pergi dari tempat itu.
“Tunggu dulu! Masih ada lagu yang belum aku  nyanyikan.” Kata Tifany protes terhadap perlakuan Milky padanya.
“Kamu... mau diperkosa bergantian?” Kata Milky yang membuat hati Tifany terkejut agak tidak percaya.
“Hah?”
“Mereka selalu begitu setiap acara karaoke bersama-sama. mereka minum-minum arak lalu akhirnya meniduri gadis yang dituju.” Jelas Milky sambil menggandeng tangan Tifany untuk segera keluar.
“A..aku tidak tahu.”
“Makanya aku menolongmu.”
“Milky pernah.. melakukannya?” tanya Tifany seraya melepas gandengan tangan Milky.
“Aku sich tidak, kehidupan di klub sepakbola sangat keras, secara rutin ada kenaikan tingkat pada acara perkemahan musim panas. Kalau terlibat masalah bisa gawat. Lagi pula sekarang ini,,  gadis-gadis tidak ada yang baik.” Jelas Milky.
Sampai dipersimpangan, keduanya memutuskan untuk berpisah karena rumah mereka pun sudah sekat dan berbeda jalan.
“Terimakasih yach sudah ditolong! Da..da..” kata Tifany seraya melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Milky.
“Langsung pulang yach! Jangan sampai tertangkap Om-Om nakal.” Canda Milky.
 
***
“Milkyyy,,,,, Lihat sini dunk...”
“MILKYYY”
“Fuuh, ganteng sekali yach! Populer lagi”
Begitulah sorak sorai para penggemar Milky ketika melihat Milky sedang hampir usai berlatih sepakbola. Disaat Tifany berjalan melewati lapangan tempat Milky berlatih, tibatiba PLOK!! Sebuah handuk Milky mendarat di kepala Tifany.
“Cuci sana!” perintah Milky.
“Apa-apaan! Handuknya bau!” protes Tifany sambil melempar handuk itu ke arah Milky.
“30 menit lagi selesai, tunggu digerbang sekolah yah!” ajak Milky yang membuat para penggemar Milky terkejut yang dari tadi memperhatikan Milky.
 
***
“Laparnya! Pergi makan yuk! Tapi Makan burger saja tidak apa-apa kan?” ajak Milky pada Tifany yang sudah menunggunya di gerbang sekolah.
“Boleh saja...” kata Tifany menerima ajakan Milky.
  
“Hei!!! Kenapa jadi begini??? Sejak kapan kita pacaran??” bentak Tifany kaget ketika Milky berlagak seperti kekasih Tifany saat di tempat makan.
“Sejak sekarang,” jawab Milky dengan entengnya.
“Sejak sekarang?? Memangnya siapa yang memutuskan??” tanya Tifany.
“Aku!,, tidak mau ya?” kata Milky dengan entengnya seraya menikmati burger kesukaannya.
“Bu... bukannya tidak mau, tapi....”
“Liburan semester mau kemana? Setelah diklat sepakbola, aku bebas, kepantai yuk!” Ajak Milky memotong omongan Tifany sambil menggandeng tangan Tifany untuk segera pulang karena burgernya sudah habis dimakan.
“Aku tidak bisa berenang.”
“Tidak apa-apa, berenang dilaut mudah, pasti langsung bisa, aku baru dapat SIM motor, nanti ku bonceng.” Kata Milky di perjalan pulang.
Sampai akhirnya seperti kemarin mereka sampai dipersimpangan jalan tempat akan berpisah. Tiba-tiba Tifany bertanya kepada Milky karena dia masih bingung.
“Hei, kamu sebenarnya punya pacar tidak sich?”
“Kalau yang tetap tidak ada.” Jawab Milky.
“Kenapa?”
“Merepotkan, lagi pula aku tidak ingin.”
“Berhubungan main-main saja, laki-laki kadang memang begitu.”
“Tapi sekarang cuma ada kamu!” kata Milky dan kemudian membelai halus wajah Tifany dan mendekatkan wajahnya ke wajah Tifany untuk mencium Tifany yang pertama kali. Namun tiba-tiba... BRUK! Tifany menaruh tas sekolahnya menutupi wajahnya untuk menghalangi Milky yang hampir menciumnya.
“Kenapa tasnya di situ sich?” protes Milky.
“Tif... tasnya!” kata Milky sekali lagi dan ... BRAK! Tifany menjatuhkan tasnya sendiri secara refleks. Ciuman itu pun tak terelakkan lagi, ciuman Tifany pertamakalinya untuk seorang cowok, begitu juga dengan Milky.
  
“Aku pulang...!” Kata Tifany kepada bundanya.
“Sudah lewat 10  menit dari jam tidur.” Kata bunda Tifany.
“Maaf, gara-gara mengobrol dengan teman-teman jadi telat.” Terang Tifany.
“Sudah akhir tahun pelajaran lugh.. jangan santai-santai saja.” Kata ibu Tifany menasehatinya.
“Aku mengerti.” Kata Tifany dan kemudian berjalan menuju kamarnya, dalam satu langkah ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba bunda Tifany berkata,
“Tif,,, papa mungkin akan pindah tugas,”
“hmm,, aku sudah makan, jadi tidak usah disiapkan.” Sahut Tifany yang sama sekali tak peduli dengan omongan bundanya dan langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Benar-benar tidak mendengarkan, gumam bunda Tifany pelan.
                                                   
Didalam kamar, Tifany merenungkan kejadian yang barusan dialaminya, yah! Kejadian yang sangat berkesan dalam hidupnya, berciuman dengan seorang lelaki pujaan hatinya untuk yang pertamakali.
Aku berciuman dengan Milky! gumam Tifany dalam hatinya sambil meraba bibirnya sendiri.
Libur musim panas kepantai yuk! Itulah kata-kata Milky yang membayangi pikiran Tifany malam itu, memikirkan apakah hal itu bisa terlaksana? Apakah yang akan terjadi di pantai ntar? Apa saja yang akan dilakukan Milky untuk Tifany? Ntahlah, hal itu belum terjadi dan Tifany hanya bisa berkhayal sendiri.
                                                   
Tanpa terasa, ujian semester dilalui Tifany dengan tenang karena dia sungguh-sungguh dalam belajar, dan akhirnya liburan semester pun berlangsung, saatnya Tifany pergi kepantai bersama Milky, pujaan hatinya. Sepanjang perjalanan pun Tifany memeluk Milky dari belakang, erat sekali, seakan-akan dia tidak mau kehilangan.
Tifany adalah gadis pertama yang naik motorku, gumam Milky dalam hati diperjalanan.
Selang beberapa menit perjalanan, sampai juga mereka dipantai yang dituju, pantai yang sangat sepi dan tak berpenghuni, yang ada hanya semilir angin dan deburan ombak yang membuat suasana menjadi sangat nyaman dan sejuk buat mereka berdua. Terdapat sebuah perahu yang sudah tak pernah dipakai yang tergeletak ditepi pantai. Tifany segera turun dari motor Milky dan berjalan menuju perahu itu, Milky memarkirkan motornya di tempat teduh tak jauh dari perahu itu berada.
“Tif,,,” panggil Milky, Tifany pun membalikkan badannya kearah Milky yang sudah berada tepat dibelakangnya.
“Aku cinta kamu.” Kata Milky.
“Aku juga.” Sahut Tifany.
Ciuman Milky pun mendarat di bibir Tifany, tanpa ragu lagi, Tifany menerima kecupan sayang dari Milky. Saat itu.... yang terdengar hanya suara ombak, dan debar jantung masing-masing, menenggelamkan mereka kedalam suasana keromantisan didalam perahu. Hari yang panas itu, seumur hidup tak kan terlupakan.
 
***
Hari-hari saat liburan ganjil pun berlalu, kini saatnya semua siswa dan siswa di SMA tempat sekolah Tifany masuk seperti biasanya, sungguh hari yang panas, harus dihadapi teman-teman Tifany disekolah.
“Waa,, panas sekali, kenapa ya! Sejak kelas satu harus selalu ikut kelas reguler!” begitulah keluh kesah Ruben didalam kelasnya, maklum, kelas ruben memang kelas biasa, tidak seperti kelas Tifany yang hanya berisi murid pilihan yang pandai-pandai, sehingga termasuk unggulan disekolahnya dan bisa menikmati fasilitas dari sekolah seperti ruangan berAC, dll.
“Kalau panas-panas gini, mana bisa menghafal rumus!” kata Farel yang berada disamping ruben.
Milky yang sedari tadi hanya bisa  melamun, sedang mengamati gerak-gerik Tifany yang kebetulan lewat depan kelasnya yang akan ke toilet wanita rupanya, dan kebetulan dekat dengan kelas Milky.
Didalam toilet, Tifany hanya sekedar cuci tangan, tiba-tiba dia pun teringat sesuatu.
Kapan ya aku datang bulan? Sudah telat, bagaimana kalau... gumam Tifany dalam hati, tiba-tiba perasaan takut, khawatir pun berkecamuk dalam hatinya, Tifany segera pergi kekelasnya untuk menenangkan dirinya. Sampai pada saatnya jam pelajaran pun usai, sepulang sekolah Tifany langsung menuju kelas Milky untuk pulang bersama dan membicarakan apa yang sedang Tifany alami.
“Ngg,,, Milky ada tidak?” Tanya Tifany pada Ruben yang kebetulan ada didepan kelasnya.
“Ada perlu apa?” Tanya Ruben balik.
Belum sempat Tifany mejawab, tiba-tiba Milky sudah muncul disamping mereka.
“Tif,, sudah selesai? Pulang sama-sama ya!” ajak Milky pada Tifany.
Tifany hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya saja. Kemudian mereka berdua berjalan menuju gerbang sekoah untuk pulang.
“Kenapa murung? Dapat nilai jelek ya!” tanya Milky yang heran melihat Tifany sedari tadi terlihat sangat gelisah.
“Mungkin jadi..... Bayinya.” jawab Tifany
“ya... yang benar?”
“Bagaimana ini?”
“Bagaimana apanya? Tidak mungkin dilahirkan kan? Kita masih sekolah, menikah juga tidak mungkin.” Kata Milky pasrah dan khawatir.
“Kalau sudah 16 tahun boleh menikah.” Jelas Tifany.
“Tapi laki-lakinya harus 18 tahun,,, kacau ya,,,!” sahut Milky.
“Sudah kupikirkan sendiri saja!” Kata Tifany agak kesal melihat sikap Milky yang sepertinya tidak mau tahu, Tifany pun segera berlari menjauh dari hadapan Milky.
“Tifany!!!” panggil Milky, namun Tifany tetap saja berlalu.
Sepulang sekolah itu juga Tifany langsung menelpon ibunya untuk memberitahu pulang agak telat, mau pergi ke toko buku. Dia langsung menuju  sebuah toko buku untuk mencari sebuah buku yang berisi informasi seputar kahamilan. Dan Tifany menemukan buku yang tepat, dia pun membaca sejenak isi buku yang berjudul kehamilan dan kelahiran. Karena seriusnya membaca, sampai-sampai Tifany tak sadar kalau sedang diperhatikan ibu-ibu yang sedang mencari buku bertema sama.
“Dasar anak jaman sekarang!” bisik ibu-ibu tak jauh dari Tifany yang terdengar lirih ditelinga Tifany dan membuat dia sadar kalau jadi perhatian orang-orang disampingnya. Tifany pun malu dan segera melatekkan buku ketempatnya dan berlalu dari hadapan ibu-ibu itu.
Bagaimana ini, tidak bisa konsultasi dengan siapa pun. Tapi kalau dipikir sendiri saja terlalu berat. Gumam Tifany panik dalam hati. Akhirnya Tifany memutuskan untuk pulang saja. Namun ditengah perjalanan, tiba-tiba Milky menemukan Tifany dan memanggilnya.
“Tifany..!”
“Milky?”
“Tadi aku kerumah Tifany, tapi katanya kamu ketoko buku depan sekolah. Ayo kita kedokter! Coba diperiksa dulu, setelah itu kita pikirkan!” Ajak Milky.
“Kita pergi sama-sama yah!” Kata Tifany
“Diseberang statiun ke3 ada rumah sakit kandungan, pasti tidak ada yang kenal, jadi tidak apa-apa.” Kata Milky meyakinkan Tifany agar tetap tenang.
Mereka berdua pun menuju stasiun yang kebetulan dekat dengan sekolahnya. Sampai akhirnya tiba disebuah rumah sakit yang mereka tuju. Tampak disana ibu-ibu hamil yang sedang memeriksakan kandungan. Tak heran jika terdengar bisik-bisik dari sekitar Tifany.
“Lihat dua orang itu, bukannya mereka anak sekolah?” anak muda jaman sekarang!” kata seorang ibu kepada orang disampingnya, namun Tifany mendengarnya karena tempat dia menunggu tak jauh dari ibu-ibu itu.
“Aku gugup,” bisik Tifany pada Milky sambil merundukkan kepalanya.
“Tifany Amalia, Silahkan masuk!” perintah suster kepada Tifany.
Deg! Tifany terlihat sangat gugup dan merasa tak berdaya.
“Tolong buka pakaian dalamnya dan duduk dikursi periksa.” Kata dokter menyuruh Tifany.
Tidak mau... kalau seperti ini tidak mau.. berontak Tifany dalam hatinya.
“Nona Tifany, tolong cepat sedikit.” Kata dokter mengingatkan Tifany agar segera cepat sedikit.
“Ngg,,, itu,,, maaf saya tidak jadi.” Kata Tifany dan kemudian berlari keluar dari ruangan itu. Tifany langsung menghampiri Milky dan mengajaknya untuk kembali ke stasiun dan pulang kerumah. Milky yang sempat kebingungan pun hanya bisa diam saja dan menurut ajakan Tifany. Sampai akhirnya di stasiun, Milky mengajak Tifany untuk duduk dulu.
“Ada apa Tif?” tanya Milky memberanikan diri.
“Sepertinya haidku datang.” Jawab Tifany dengan menundukkan kepalanya.
“Untung yah!” Kata Milky lega.
“Aku tidak mau lagi merasa seperti ini.. tidak mau!! Ketakutan yang tidak berdaya!” Kata Tifany sedih dan meneteskan air matanya.
“Maafkan aku Tif... maafkan aku!” kata Milky seraya memeluk Tifany yang sedang menangis untuk sedikit menenangkan Tifany.
Setelah semua tenang, hari juga mulai larut, Milky pun mengajak Tifany untuk segera pulang. Milky mengantarkan Tifany sampai didepan rumahnya.
                                           
“Aku pulang...” kata Tifany kepada bundanya.
“Tifany,,, kebetulan ada yang mau bunda bicarakan.” Kata Bunda dengan raut wajah yang cukup serius.
“Sudah ada keputusan mengenai pemindahan tugas papa, mulai minggu depan papa akan ditugaskan di sekolah di Amerika.” Tambah bunda menjelaskan.
“Pindah tugasnya... tidak sendiri saja?” Kata Tifany dengan raut muka terkejut.
“Kamu bicara apa? Ini kesempatan., Langit biru matahari bersinar.. aku akan tinggal diluar negeri... Kamu bisa belajar bahasa inggris disana.., bintang film Asia berambut pirang juga bukan mimpi.” Terang bunda ceria.
“Kapan berangkatnya?” Tanya Tifany dengan wajah muram.
“Besok siang Tif... kamu siapin baju-baju dan segala kebutuhan kamu disana, okey sayang!”
Milky... aku akan pergi.. Gumam Tifany dalam hati.
 
***
Tifany pergi meninggalkan Milky tanpa memberitahu akan kepergiannya, karena dia tidak mau melihat Milky sedih. Waktu sekolah pun berjalan seperti biasa, sewaktu pulang Milky berjalan kekelas A untuk menemui Tifany dan mengajak pulang bersama.
“Tifany mana?” Tanya Milky pada Diva, teman sekelas Tifany.
“Memangnya Milky tidak tahu? Dia kan pindah sekolah diluar negeri.” Terang Diva.
“Apa?”
“Katanya pindah ke Amerika karena ayahnya dapat kerja disana, enak yah!” Tambah Diva menjelaskan.
“Bukannya Milky pacaran dengannya?” Tanya icha yang berada dismping Diva.
Belum sempat menjawab pertanyaan Icha, Milky pun langsung berlari menuju gerbang sekolah.
“Milky tiba-tiba diputuskan yah?” teriak  Diva dari kejauhan namun sama sekali tidak dihiraukan Milky.
Aku tidak tahu,, tidak tahu! Aku merasa sangat gugup, sampai aku tidak berani menelponnya, dan inilah hukuman bagi pengecut seperti diriku. Gumam Milky dalam hati saat berlari menuju rumah Tifany.
Dari kejauhan tampak tampak rumah Tifany kosong dan terlihat orang asing bagi Milky yang sedang menurunkan barang-barang dari dalam mobil kedalam rumah Tifany..
“mmm, Orang yang tinggal disini...” kata Milky pada orang asing itu.
“pemilik rumahnya pindah tugas keluar negeri, jadi mereka pindah, karena itu saya mengontrak disini selama 3 tahun.” Jawab orang asing itu.
“Oh begitu ya! Ya sudah, terima kasih.” Kata Milky.
Milky pun membalikkan badannya dan berjalan perlahan dengan raut muka yang sangat murung. Milky hanya bisa merenungkan semua. Aku memang brengsek! Bagaimanapun memang brengsek! Tidak bisa mempertahankan gadis yang dicintai... 

Fifien
27 september 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar