Lidah orang berakal di belakang hatinya, dan hati orang bodoh di belakang lidahnya. ketahuilah lidah laksana seekor binatang buas. jika kalian lepaskan pasti dia akan membunuh.


mawlawiyah

Rabu, 10 Agustus 2011

Membangun Kecerdasan Iman

Artikel
Kecerdasan iman tersusun dalam dua kata yaitu “kecerdasan” dan “iman”. Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, terutama masalah yang menuntut kemampuan fikiran. Sedangkan iman merupakan dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki. Ia memberi arah dan arti bagi kehidupan kita tentang kepercayaan mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada kekuatan diri kita. Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan, atau apa pun yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita
Jadi berdasarkan arti dari dua kata tersebut dapat didefinisikan kecerdasan iman yaitu kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan ia dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup, sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki.
Bila kecerdasan iman diartikan sebagai rajin beribadah, maka Anda keliru. Kecerdasan iman/spiritual adalah kemampuan seseorang memberi makna pada kehidupan. Ketika seseorang dengan kemampuan EQ dan IQ nya berhasil mendaki kesuksesan, acapkali ia disergap oleh perasaan kosong dan hampa dalam celah batin kehidupannya. Setelah prestasi puncak telah dipijak, ketika semua pemuasan kebendaan telah diraih, setelah uang dari hasil jerih usaha berada dalam genggaman, ia tak lagi tau kemana harus melangkah. Untuk tujuan apa prestasi itu diraihnya? Hingga hampir-hampir ia diperbudak uang serta waktu tanpa tahu dan mengerti dimana dia harus berpijak. Diposisi inilah Kecerdasan Iman (Spiritual/ESQ) tampil menjawab permasalahan tersebut. Kecerdasan iman sebagai sebuah metode dan konsep yang jelas dan pasti adalah jawaban dari kekosongan batin sang jiwa. Ia adalah konsep universal yang mampu mengantarakan seseorang pada predikat memuaskan bagi dirinya sendiri juga bagi sesamanya. Kecerdasan iman pula yang dapat menghambat segala hal yang kontraproduktif terhadap kemajuan umat manusia.
            Seseorang haruslah memiliki prinsip hidup dan karakter manusia yang mendasar dengan pancaran rukun iman, rukun islam, dan ihsan sehingga diharapkan mampu menciptakan kecerdasan iman / spiritual sekaligus langkah pelatihan yang sistematis dan jelas. prinsip hidup dan karakter manusia yang demikian sangat mudah diingat dan diajarkan, karena merupakan kebiasaan sehari-hari yang belum serius digali. Dan pada akhirnya melalui usaha yang terus menerus, maka terbentuklah pemahaman visi, sikap terbuka, integritas, konsisten, dan sifat kreatif yang didasari atas kesadaran diri yang sesuai dengan suara hati terdalam, yang pada akhirnya akan menjadikan islam tidak sebatas agama ritual namun juga sebagai “The Way of Life”.
            Mempelajari kecerdasan iman tidak bisa begitu saja lewat buku, karena hasilnya hanyalah pemahaman kecerdasan iman lewat logika, apalagi kalau membacanya sambil stress. Akan lebih efektif jika menggunakan brainwavetechnology yaitu dengan mendengarkan CD music yang berfungsi menarik gelombang otak ke Alfa-Theta selama 20 menit pada pagi dan petang hari.
            Kita juga bisa melatih kecerdasan iman lewat puasa dengan syarat puasa tersebut dijalankan dengan benar. Karena puasa bisa menurunkan gelombang otak dari Beta ke Alfa-Theta sehingga membuat orang lebih sabar dan memunculkan keinginan untuk selalu berbuat baik. Kalau itu berlanjut hingga 10 hari, maka otaknya akan stabil beroprasi di Alfa-Theta. Kalau hal itu bisa berlanjut hingga 20 hari, maka hormon-hormon yang baik dan menenangkan akan diproduksi oleh tubuh. Saat itu dia akan melihat hidup ini dengan cara lain, menjadi mudah bersyukur, mudah merasa terharu.
            Memunculkan perasaan mudah bersyukur itu penting sekali karena rasa syukur bisa diartikan sebagai kemampuan menikmati hidup ini apapun kondisinya, sehingga susah ataupun senang rasanya tetap nikmat. Rasa syukur yang benar, dalam arti betul-betul menghayati nikmatnya hidup, juga sangat membantu memunculkan kecerdasan iman.
Langkah-langkah yang lebih kontinu dalam membangiun kecerdasan iman yang pertama dengan Penetapan misi. Kita harus menetapkan misi kehidupan kita, membulatkan tekad hanya untuk bersujud kepada Allah, menyerap dan mengingat sifat-sifat Allah yang luhur, menerapkan sifat-sifat mulia tersebut dalam keseharian, dan menanamkan komitmen untuk hanya mengabdi kepada Allah.
Yang kedua Pembangunan karakter. Pembangunan karakter ini dilakukan dengan sholat yang setiap hari kita lakukan. Dengan pelaksanaan sholat yang rutin, diharapkan kita akan mampu meningkatkan kesadaran kita untuk mengikuti suara hati kita, untuk membangun sifat-sifat yang luhur, dan menjaganya agar tidak mudah kembali ke sifat-sifat lama yang kurang baik.
Yang ketiga Pengendian diri. Pengendalian diri dapat kita latih dengan menjalankan puasa ramadhan dan puasa-puasa sunnah. Dengan menjalankan puasa secara kontinu ini, diharapkan kita akan mampu melatih emosi dan mental kita agar dapat menjadi manusia yang berhati emas, bermental baja dan berfisik besi.
Yang terakhir yaitu Mengerti dan paham cara menimbulkan ketangguhan social dalam diri kita. Mengerti dan paham bagaimana cara untuk menimbulkan ketangguhan sosial dalam diri kita dengan cara zakat dan haji. Dengan zakat, kita diharapkan memiliki jiwa yang kooperatif, empati, keterbukaan, dan kompromi. Dan dengan haji, kita diharapkan memiliki komitmen dan integritas yang tinggi, jiwa berjuang, sinergi, evaluasi, dan visualisasi. Hasilnya adalah suatu paradigma kuat atau bangunan mental yang terpatri kokoh dalam hati yang terdalam tentang makna kehidupan yang sebenarnya.
Dalam membangun kecerdasan iman itu sendiri, maka kita harus memiliki prinsip hidup tauhid yang kokoh, kepercayaan yang teguh, jiwa kepemimpinan yang agung, jiwa pembelajar yang tidak kenal henti, visi dan orientasi kepada masa depan dan selalu berorientasi manajemen yang teratur, disiplin, sistematis, integrative dan ikhlas. 
Maula
UIN Maliki Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar